Binakarya Jaya Abadi Resmi Melantai di Bursa, Raup Dana 150 Miliar


PT Binakarya Jaya Abadi Tbk (BIKA) salah satu pengembang properti terkemuka Indonesia, resmi mencatatkan saham perdana sebagai emiten ke-516 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun jumlah saham yang akan dilepas perseroan tercatat sebesar 150 juta saham dengan harga yang ditawarkan sebesar Rp1.000 per saham, serta harga nominal Rp100 per saham. Dengan menawarkan harga Rp1.000 per saham, maka dana segar yang bisa diraih perseroan sebesar Rp150 miliar.
Rencananya dana hasil IPO akan digunakan sebesar 50 persen untuk pengembangan usaha melalui anak usaha, sebesar 30% akan digunakan perseroan untuk pembayaran lunas seluruh utang kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BIKA) sehubungan dengan fasilitas kredit investasi dan modal kerja, sedangkan sisanya 20% akan digunakan untuk modal kerja anak usaha.
Sejak awal perdagangan dimulai, BIKA langsung melesat ke level Rp1.500 atau mengalami kenaikan 500 poin dari harga penawaran senilai Rp1.000 per saham. Sementara frekuensi perdagangan saham perseroan tercatat sebanyak 32 kali, dengan volume transaksi saham 2900 lot senilai Rp450 juta. Sementara itu, permintaan dari investor ritel lokal mengalami kelebihan permintaan hingga 60 kali.
BIKA berdiri sejak 28 November 2007 itu menjadi emiten ke-11 yang terdaftar di BEI pada tahun ini. Emiten ini bergerak dalam bidang konstruksi dan pembangunan properti, investasi, perdagangan, manufaktur, jasa, dan transportasi darat. Kantor pusat Binakarya terletak di Mall Taman Palem Jakarta Barat.
Setelah penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), Binakarya Jaya Abadi dimiliki oleh Budianto Halim (34,96%), Go Hengky Setiawan (37,03%), Leonardo Hans Halim (1,16%), Insinyur Putu Junikayasa (0,84%), Elizabeth Jane (0,42%), Buniarji Wibisono (0,25%), dan masyarakat (25,33%).
Hingga 31 Desember 2014, total aset Binakarya mencapai Rp1,73 triliun dari setahun sebelumnya Rp1,32 triliun. Total liabilitas mencapai Rp1,35 triliun dari Rp1,11 triliun dan ekuitas Rp376,77 miliar dari Rp217,58 miliar. Sepanjang tahun lalu, Binakarya mengantongi pendapatan Rp957,41 miliar dari sebelumnya Rp746,64 miliar. Laba bersih perseroan mencapai Rp170,31 miliar dari Rp85,29 miliar.
Pendapatan perseroan ditopang oleh sektor properti yang mencapai Rp903,95 miliar atau 94% dari total revenue. Sedangkan, dari sektor manufaktur hanya mencapai 6% setara dengan Rp53,46 miliar.


Regi Fachriansyah/VMN/VB/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

0 komentar:

Posting Komentar