IHSG 8 Juni : Dibuka Kembali dalam Pelemahan, Tekanan Rupiah Belum Mereda


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini dibuka di zona merah. Pagi ini (8/6) indeks tercatat dibuka turun 0.28 persen ke level 5,085.90. Sebanyak 27 saham menguat, 52 saham melemah, dan sisanya saham stagnan. Tercatat transaksi sebesar Rp68 miliar dari 12 juta lembar saham diperdagangkan dengan transaksi sebanyak 41.448 kali
Secara sektoral, pada pembukaan pagi ini semua sektor dibuka melemah yang dipimpin oleh sektor Infrastruktur dan Keuangan yang masing-masing turun sebesar 0.79 dan 0.35 persen. Adapun saham yang menekan IHSG antara lain PGAS, TARA, BBNI, LPKR, TLKM dan ASII..
Analyst Vibiz Research Center melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dalam tekanan ditengah pergerakan mix bursa global dan tarik menarik sentiment antara aksi bargain hunting pada saham-saham bluechip dan tekanan terhadap rupiah. IHSG juga dapat memanfaatkan sentimen positif dari rilis data makroekonomi lokal di awal bulan. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini melemah cukup dalam. Kurs Rupiah tembus hingga Rp13.300 per USD. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menyentuh rekor pelemahan tertinggi sejak 1998
Namun IHSG patut mewaspadai pelemahan lanjutan rupiah terhadap dollar AS menyusul pernyataan dari Gubernur The Fed Janet Yellen yang mengharapkan untuk menaikkan suku bunga tahun ini jika proyeksi ekonomi sesuai prediksinya. Hal ini akan dilanjutkan dengan kenaikan suku bunga acuan secara bertahap.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Mei 2015 sebesar 0,5 persen, inflasi tahun kalender sebesar 0,42 persen, inflasi dari tahun ke tahun sebesar 7,15 persen. Inflasi komponen inti sebesar 0,23 persen, dan inflasi inti tahun ke tahun sebesar 5,04 persen. Inflasi harga bergejolak tercatat paling tinggi sebesar 1,52 persen.
Pada hari ini dan diperkirakan akan di kisaran support 5.100-5.120, dan resisten 5.210 – 5230. Saham-saham yang menarik untuk dicermati pada perdagangan hari ini antara lain saham SRIL, INCO, BSDE dan CPIN.


Regi Fachriansyah/VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens

0 komentar:

Posting Komentar